Sabtu, 07 Januari 2012

Mengenai Tripod

Ternyata ... sudah lebih dari setahun Blog sepi. Sekarang waktunya menulis kembali :D

I. Mengapa Memakai Tripod
Langsung saja, jalan ceritanya seperti ini. Anda piknik bersama rekan-rekan ke Puncak. Seperti biasa, karena kamera anda kelihatan paling besar, maka otomatis anda di-daulat menjadi fotografer dadakan. Setelah banyak memotret rekan-rekan anda selama perjalanan, di rumah makan, di villa, di kebun teh, dsb, akhirnya anda sampai di satu spot yang cocok untuk foto bersama. Anda ambil gambar dan akhirnya ... anda tidak pernah terlihat di foto bersama.

Cerita kedua, anda travelling ke lombok. Di suatu lokasi, anda mendapati spot yang luar biasa untuk foto Sunset. Anda keluarkan kamera, setting Manual atau Aperture Priority, ISO terrendah dan aperture sempit F/11 untuk detail, dan kemudian jepret-jepret-jepret. Sekembali anda ke hotel, foto dari memory card anda upload ke Notebook. Dan ternyata ... gambarnya goyang/kabur.

Cerita ketiga, anda ingin memotret kue buatan pacar. Setelah mengitari meja makan belasan kali, anda menemukan posisi pengambilan gambar terbaik dengan berjinjit sambil sedikit membungkuk dengan menahan badan agar tidak jatuh ke meja. Setelah 10 jepret, foto anda ternyata blur karena goyang ... dan celakanya punggung anda sakit. Waduh.

Kalau anda pernah mengalami salah satu dari cerita di atas, atau kejadian lain yang serupa, saya sarankan untuk mulai menggunakan Tripod.
Tripod sebagai penyangga Kamera, memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menstabilkan kamera pada kecepatan shutter rendah
2. Membantu pengambilan gambar untuk posisi yang tidak nyaman
3. Sudut pengambilan gambar yang sama bisa diulang berkali-kali

II. Tips Memilih Tripod
Terus terang saya bukan ahli per-tripod-an, tapi berdasar pengalaman 5 kali beli tripod dan nyontek tips para profesional, berikut ini ringkasan untuk pertimbangan anda memilih tripod :
1. Kekuatan yang cukup untuk menopang kamera (berikut lensa dan flash).
Spesifikasi ini biasanya ditampilkan di box tripod.
Untuk SLR entry level dan lensa kit, minimal tripod harus mampu menahan sekitar 1.5 ~ 2 KG.
2. Stabilitas yang memadai.
Anda bisa mencoba pada saat membeli, pasanglah tripod pada posisi paling tinggi, kemudian digoyang-goyangkan. Kalau terlalu ringkih atau goyang, cari yang lebih stabil.
3. Berat Tripod
Kenyamanan dan mobilitas saat membawa tripod juga perlu dipertimbangkan.
Tas berisi kamera dan lensa sudah cukup berat, akan tidak nyaman dan menghambat perjalanan kalau tripod anda terlalu berat.
4. Fitur lain yang anda perlukan
Apakah ball head atau bukan, ada water levelnya atau tidak, termasuk tas tripod atau belum, dan sebagainya.
5. Harga yang masuk budget
Pada umumnya tripod yang cukup stabil pada kisaran harga wajar, bobotnya lumayan berat.
Kalau anda ingin tripod bagus dan ringan, ada pilihan tripod dengan bahan teknologi tinggi carbon alloy, tetapi harganya juga jadi mahal.
Pada kondisi ini, sesuaikanlah dengan budget anda.

TIPS :
Untuk pengoperasian yang lebih fleksibel, pilihlah tripod dengan fitur ballhead.
Contoh seperti gambar berikut.



Di Indonesia ada beberapa merk yang beredar. Secara umum ada tiga kelas :

1. Pemain Utama (kelas premium)
Di kelas ini diisi merk dagang Eropa dan Jepang, yaitu: Manfrotto, Gitzo, National Gegraphic, SLIK, Velbon.
Kualitas terjamin, stabil, model carbon alloy juga ada, lazimnya dijual terpisah antara head dan tripodnya.
Belakangan beberapa merk ini ada yang menjual versi "agak murah" juga, yang tetap saja mahal :D

2. Kelas Rata-rata
Biasanya merk Made In China yang dibuat dengan kualitas maksimal, dan tidak kalah dengan Pemain Utama.
Ada Benro, Giottos, Fancier, dan sebagainya.
Saat ini penulis menggunakan Giottos tripod MT-9251 + head MH-652.

3. Kelas Murah Meriah
Merk yang sering dijual : Excell, Takara.
Pengalaman pribadi, saya pernah menggunakan Excell seri UFO, dan hasilnya cukup memuaskan.


III. Contoh jepretan dengan Tripod

Foto 1 : Kue Choco Chips.
Penggunaan tripod membantu untuk mendapat sudut pengambilan yang stabil, sementara penulis mengatur pencahayaan dan variabel lain.


Foto 2 : View dari Tower Hotel Baiyoke di Bangkok.
Foto ini diambil dengan timing selama 10 detik. Penggunaan Tripod membantu menghilangkan shake sehingga gambar tidak kabur.

Foto 3 : Slow speed Sathorn Road, Bangkok.
Foto ini diambil dengan timing yang lebih lama lagi, yaitu 20 detik.


Salam belajar dan berbagi :)

4 komentar:

  1. okeh.. lumayan baca2 nemenin ga bisa tidur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidur woi.. bsk masuk pagi jg lu.. awas ngantri kamar mandi...!!

      Hapus
  2. bakar cerutu DOS HERMANOS.. trs baca blog ini deh..

    BalasHapus